beranda

Selasa, 27 Juli 2010

Contoh Kegiatan KKN Berbasis Posdaya

Beberapa contoh yang sedang dikembangkan berbagai Perguruan Tinggi melalui KKN disertai dukungan pemerintah daerah dan Yayasan Damandiri, antara lain oleh Universitas PGRI Ronggolawe Tuban, Jawa Timur, adalah program dan kegiatan yang mudah dilaksanakan di lapangan. Kemudahan itu memungkinkan pengembangan program dan kegiatan yang menarik partisipasi keluarga muda yang tinggi. Sangat dianjurkan bahwa program dan kegiatan yang dikembangkan di lapangan adalah temuan/inovasi dosen atau mahasiswa hasil penelitian dan pengabdian masyarakat dari Perguruan Tinggi yang bersangkutan.

Tujuan utama program pemberdayaan melalui Posdaya adalah
  1. penguatan fungsi-sungsi keluarga dan 
  2. pencapaian Millennium Development Goals (MDGs) MDGs, utamanya pengentasan kemiskinan, serta memudahkan akses setiap keluarga pada kesempatan wira usaha, pendidikan dan pelatihan, serta pembudayaan pola hidup sehat.
Oleh karena itu semua upaya diarahkan pada peningkatan partisipasi seluruh keluarga dan penduduk, utamanya keluarga yang tertinggal.
  1.  kegiatan untuk keluarga petani – Pembuatan pupuk kompos oleh keluarga muda di pedesaan : Pengembangan pupuk kompos berbahan baku jerami. Perkenalan program ini kepada masyarakat merupakan upaya untuk mengajak sebanyak mungkin keluarga muda anggota Posdaya mengembangkan kegiatan mandiri dalam memupuk kegiatan pertanian yang digelutinya. Kegiatan ini relatip mudah karena bahan baku jerami melimpah di setiap desa. Keberhasilannya akan mengangkat keluarga kurang mampu menjadi keluarga yang lebih sejahtera.
  2. pengembangan keluarga peternak – Pengembangan mutu ayam kampung atau ayam Nusantara oleh keluarga muda di pedesaan. Pengembangan mutu ayam tersebut akan meningkatkan nilai tambah ayam sehingga meningkatkan untung yang dapat diraih oleh peternak keluarga muda di pedesaan. Keluarga muda yang ikut serta dalam kegiatan ini bisa sangat banyakkarena relatip mudah dan banyak keluarga berpengalaman untuk itu. Dengan nilai tambah yang baik jumlah keluarga yang bisa meningkat menjadi keluarga sejahtera akan cukup tinggi.
  3. Pengembangan keluarga pengusaha muda melalui pemberdayaan dan pelatihan wirausaha. Pengembangan pelatihan keluarga muda dilalilam sesiai dengan kebutuhan yang ada di lapangan agar jumlah keluarga yang segera dapat bekerja jumlahnya banyak. Dengan pelatihan yang segera bisa diikuti dengan kesempatan kerja atau kesempatan berwira usaha maka diharapkan makin banyak jumlah keluarga yang dapat meningkat menjadi keluarga sejahtera dalam waktu singkat. Keluarga yang mengikuti pelatihan dapat dititipkan dan bekerja pada keluarga lain yang telah mempunyai usaha. Pemberian modal secara langsung kepada keluarga mudayang baru dilatih biasanya tidak berhasil karena adanya saingan yang berat dari pengusaha yang merasa disaingi.
  4. Pengembangan keluarga muda dengan memperingan beban anak batita dan anak balitanya melalui pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Setiap Posdaya yang di sekitarnya belum terdapat kegiatan Bina Keluarga Balita (BKP) atau Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dianjurkan agar keluarga yang tergabung dalam Posdaya segera mengupayakan pengembangan program BKB atau membentuk kegiatan PAUD. Tujuannya adalah agar semua anak batita dan balita anak keluarga kurang mampu segera ditampung dalam kegiatan tersebut. Dengan anak-anak batita dan balita bergabung dalam kegiatan itu maka orang tuanya segera diajak untuk mengikuti pelatihan ketrampilan atau pelatihan kewira usahaan. Orang tuanya segera diatur mengikuti pelatihan ketrampilan dan magang dalam bidang wirausaha atau dititipkan pada keluarga lain yang mempunyai usaha ekonomi agar bisa memberi dukungan untuk meningkatkan gizi dan memenuhi kebutuhan anak-anak batita atau anak balitanya. Diusahakan agar pelatihan itu bersifat praktis sehingga orang tua bisa langsung dititipkan pada keluarga lain yang telah mempunyai usaha ekonomi produktif. Pada saat anak-anak selesai dengan kegiatannya, orang tua diharapkan selesai dengan pelatihan atau magang untuk hari itu agar bisa membawa anaknya pulang dengan selamat. Pendidikan anak pada usia dini mengandung makna agar kegembiraan anak akan sekolah bisa dimulai pada saat yang sangat dini. Upaya ini mendorong peningkatan kualitas pendidikan di tanah air. Seiring dengan itu pemberian pelatihan kepada orang tua, khususnya ibunya, akan mendorong peningkatan pendapatan untuk mendukung perbaikan gizi dan peningkatan kualitas kesehatan anak-anak balita tersebut. 
  5. Pengembangan pelatihan ketrampilan untuk anak sekolah dan anak putus sekolah. Tujuan dari kegiatan ini adalah agar seluruh anak didik sejak dini diperkenalkan dengan tantangan dan diberi bekal yang sempurna untuk terampil menyelesaikan persoalan yang mereka hadapi secara mandiri. Dalam prakteknya harus diusahakan agar pelatihan ketrampilan tersebut tidak bersifat teoritis tetapi praktis dan berorientasi kepada masalah nyata yang ada di lapangan sehingga anak didik kita bisa mengenal keadaan lapangan sehingga setiap anak bisa mempunyai rasa percaya diri yang tinggi. Dengan rasa percaya diri yang tinggi itu setelah selesai sekolah akan segera bisa menghadapi tantangan lapangan. 
  6. Posdaya harus diusahakan agar setiap keluarga membangun kesadaran, peningkatan pengetahuan serta budaya hidup sehat. Pengembangan budaya hidup sehat itu harus disertai dengan penyegaran dan pengembangan Posyandu yang diharapkan bisa diutamakan untuk memberi pelayanan kepada keluarga muda dengan anak-anak balitanya. Posyandu harus berperan untuk mendukung agar keluarga muda, laki perempuan, tetap sehatsehingga bisa bekerja dengan baik dan mendapatkan nilai tambah yang tinggi sehingga bisa menjamin kehidupan yang sejahtera, terutama mendidik anak-anak balitanya sehigga bisa melepaskan diri dari lembah kemiskinan. Ukuran keberhasilan pengembangan budaya hidup sehat bukan ramainya Posdaya atau Posyandu tetapi makin banyak keluarga yang tidak sakit, bahkan makin banyak keluarga yang rajin melakukan kegiatan pemeliharaan kesehatan seperti gotong royong membersihkan selokan, membersihkan halaman dan sekitarnya, kerjabakti di masjid, kantor atau tempat-tempat umum lainnya. Lebih utama dari itu adalah pengembangan Kebon Bergizi di setiap halaman rumah agar setiap dapat menjamin gizi anak dan keluarganya tanpa pengeluaran yang berlebihan karena segala sesuatunya dapat dipetik atau diambil dari halaman rumah sendiri. Pengembangan Kebun Bergizi tersebut akan menghilangkan salah anggapan dari perbaikan gizi melalui makanan tambahan sekali sebulan di Posyandu atau di sekolah. 
  7. Pengembangan budaya gotong royong, termasuk pengembangan upaya kemandirian dalam pembiayaan untuk kegiatan Posdaya. Kepada setiap pengurus dianjurkan agar memegang teguh prinsip pelaksanaan program secara gotong royong. Bahkan harus segera memprakarsai berbagai kegiatan gotong royong sehingga masyarakat tidak selalu harus menunggu adanya proyek atau adanya anggaran yang disediakan. Kepada setiap anggota diajak belajar menabung, menyegarkan hidup gotong royong membiayai kegiatan yang dilakuan untuk keluarga-keluarga anggota Posdaya, utamanya keluarga kurang berhasil atau kegiatan lain untuk seluruh anggota. Kegiatan menabung dan usaha gotong royong tersebut harus tetap menjadi budaya bangsa yang dimulai oleh setiap keluarga dari setiap Posdaya yang dikembangkan oleh para mahasiswa melalui KKN Tematik Posdaya. 
Dari contoh-contoh diatas dapat dilihat bahwa keluarga yang menjadi sasaran adalah keluarga muda sehingga setiap usaha diusahakan untuk diikuti sebanyak mungkin keluarga muda dan anggotanya. Keberhasilan usaha itu diukur pertamatama dari partisipasi keluarga dalam proses pemberdayaan bukan dari nilai uang yang dihasilkannya. Setiap keluarga dirangsang membangun budaya kerja keras sehingga terbangun suatu working community yang mendorong pengentasan kemiskinan, mengikis kebodohan dan ketidak pedulian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar