beranda

Selasa, 27 Juli 2010

Membangun Pos Pemberdayaan Keluarga

Kesejahteraan bukan datang dengan sendirinya tetapi kesejahteraan harus diupayakan secara maksimal. Tidak hanya oleh generasi tua, tetapi juga lebih-lebih generasi muda. Keluarga muda harus bekerja keras. Bangkitnya Posdaya bukan untuk Posdaya semata, tetapi untuk membangun satu komunitas yang bekerja keras, membangun keluarga muda cerdas, trampil dan sehat. Kalau belum bekerja keras maka bergabunglah melalui unit yang disebut Pos Pemberdayan Keluarga (Posdaya). Karena yang membangun Posdaya adalah kita semua.

“Namun demikian Posdaya bisa saja dibangun setiap individu atau kelompok untuk memenuhi target kesejahteraan keluarga maupun lingkungan yang di inginkan,” ujar Ketua Dewan Nasional Indonesia Untuk Kesejahteraan Sosial (DNIKS) Prof Dr Haryono Suyono dalam sosialaisasi Pembentukan dan pengembangan Posdaya di Jakarta minggu lalu.


Masyarakat di negara berkembang, kata Haryono Suyono, mempunyai transisi revolosi yang jauh lebih cepat dibandingkan dengan masyarakat di negara maju. Di masyarakat kita transisi revolosi demografi hanya sekejab saja terjadi. Sejak tahun 1950 transisi demografi yang juga diikuti transisi politik dan ekonomi berjalan sangat cepat. Dasar kemajuannya tehnologi pengaruhnya sangat besar, sehingga dengan sendirinya penurunan kematian dan penurunan kelahiran terjadi dengan sangat cepat.


Yang merisaukan kita semua, tambah Haryono, adalah hilangnya sifat gotong royong. Hal itu masa lalu cukup berkembang dengan baik. Ada tetangga yang sakit tetangga lainnya dengan suka rela menolong. Tetapi sekarang kalau ada tetangga yang sakit pura-pura tidak tahu. Maka didalam transisi demografi terjadi satu revolusi. Revolusi yang tadinya bagus menjadi revolosi yang tidak bagus. Revolusi dalam hal umur penduduk terjadi pengereman bertambahnya penduduk dibawah umur 15 tahun. Penduduk di atas 15 tahun jumlahnya membengkak dibanding penambahan penduduk tahun 1970-an.


Dengan demikian tantangan penduduk perkotaan akan meningkat 50% atau lebih, tetapi pendidikannya masih rendah dan kondisinya belum memadai kalau disebut penduduk perkotaan. Kalau dilihat dari pakaiannya memang sudah orang kota, tetapi tingkah lakunya masih seperti orang desa. Sehingga banyak di negara berkembang DPR-nya berkelai dan budayanya masih ndesani dan main kroyokan. Kalau di negara maju seperti Amerika hal itu tidak terjadi. Di Negara berkembang kalau mereka kalah tidak mau menerima kekalahan, bahkan menuduh lawan politiknya melakukan kecurangan, padahal sebenarnya tidak ada apa-apa.


Dibanyak negara berkembang keadaan pedesaannya masih menyedihkan. Ketrampilan penduduk kurang, sehingga jika disuatu daerah dibangun industri besar dalam mencari pegawai diutamakan berasal dari pendudak lokal. Tetapi kenyataannya penduduk daerahnya tidak mempunyai pendidikan cukup, sehingga yang bekerja mengambil orang dari daerah lain. Dalam situasi yang demikian biasanya penduduk daerah setempat merasa tersinggung dan marah karena tidak diterima menjadi pegawai.


Berkaitan dengan hal tersebut, Haryono Suyono lebih jauh mengajak, kita harus melakukan proses pemberdayaan keluarga melalui Posdaya yang jumlahnya tidak saja seribu, tetapi ratusan ribu. Sekolah kemasyarakatan seperti Posdaya sangat diperlukan dibangun didesa-desa maupun pedukuhan. Oleh Karena itu kita menawarkan strategi pembangunan berbasis masyarakat tanpa menghilangkan strategi pembangunan lembaga sosial berbagai Panti maupun organisasi. Karena Panti dan Organisasi itu menjadi penguat basis masyarakat.


Yang perlu kita kerjakan adalah manuver politik, yaitu kita duduk bersama DPR, DPD dan juga ke Depsos untuk mengatasi kemiskinan melalui pemberdayaan. Dalam hal ini diperlukan keseimbangan yang kokoh antara pembangunan sosial, pembangunan ekonomi dan pembangunan budaya. Pembangunan sosial tidak boleh dinomor duakan. Pembangunan sosial budaya itu perlu, khususnya saat terjadi kecelakaan maupun terjadi musibah. Hal ini Ini sama pentingnya dengan pembangunan ekonomi.


Keseimbangan adalah menumbuh kembangkan ekonomi. Para ekonom mengatakan biar saja ekonomi tumbuh dulu, kalau nanti ekonomi sudah berkembang mereka bisa menyumbang. Tetapi setelah kaya kenyatannya mereka lupa dan tidak menyumbang, bahkan membayar pajak saja masih diakali. Berkaitan dengan dengan hal itu kita harus memajukan pembangunan sosial. Pembangunan sosial itu merangsang partisispasi. Pembangunan sosial akan menciptakan kerja dan akan menciptakan rasa puas. Oleh karena itu organisasi sosial harus bersatu dan bersamasama menciptakan sesuatu yang berharga.


Sementara Ketua Pokja Posdaya, Siswadi menambahkan bahwa Sosialisasi Pembentukan Pengembangan Posdaya kali ini merupakan sosialisasi angkatan pertama Posdaya di DKI dan sekitarnya. Posdaya memberikan mandat kepada Pokja Posdaya bahwa tahun 2009 Pokja membentuk 1.000 Posdaya. Didalam matematika mandat itu bukan hal yang sulit karena di Indonesia memiliki 70.000 desa. Kalau seribu Posdaya yang direncanakan terbentuk maka pada tahun 2010 akan diselenggarakan Konfrensi Nasional Posdaya dan tahun 2011 Posdaya bisa Go internasional, sehingga Posaya bisa ada di mana-mana termasuk di luar negeri. (sy)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar